Kamis, 26 September 2013

Kriteria Mahasiswa Ideal yang Memiliki Kualitas Akademik yang Baik dan Integritas Moral yang Tinggi

Mahasiswa, selama ini dianggap sebagai kelas khusus dalam masyarakat. Selain karena jumlahnya yang sangat sedikit (tidak sampai 5 persen dari total pendudukIndonesia), jenjang pendidikan mahasiswa juga lebih tinggi dari kelompok masyarakat lain.  Mahasiswa dianggap memiliki pengetahuan dan kemampuan lebih. Karena itu, berbagai harapan ditumpukan masyarakat kepada mahasiswa.
Mahasiswa diantaranya diharapkan menjadi agent of change, pemicu perubahan. Dengan pengetahuan dan kemampuannya, mereka diharapkan oleh masyarakat untuk menjadi pendobrak kejumudan, membongkar pola pikir anti-kemajuan, serta menawarkan pemikiran baru dan segar untuk memajukan masyarakat. Mereka diharapkan menjadi pelopor perubahan masyarakat. Mahasiswa, dengan idealisme yang dimiliki, juga diharapkan menjadi kontrol pemerintah terhadap berbagai kebijakan tidak pro-rakyat.
Berbicara tentang mahasiswa ideal, tentunya tidak terlepas dari sosok atau profil dan kriteria. Sosok mahasiswa ideal, adalah mereka yang mampu mengintegrasikan pendidikan yang dipelajari dengan realitas masyarakat dimana mereka dibesarkan. Dalam artian, mereka mampu memahami kegelisahan masyarakat dan dengan kemampuan yang dimiliki, bisa melakukan perubahan, berjuang bersama masyarakat. Dalam setiap gerak langkahnya, mereka senantiasa mendasarkan perjuangan pada keyakinan agama yang dimiliki, sehingga segala sesuatu yang dilakukan memiliki dasar atau landasan, baik secara keagamaan, secara intelektual, dan ditujukan untuk kemanusiaan.
Mahasiwa yang memiliki Tipe Ideal of University Students adalah mahasiswa yang bisa menggabungkan sisi akademik, sisi organisatoris dan worker menjadi satu. Jadi di sisi akademik tetap terjaga, di sisi organisasi selalu ambil bagian, dan di sisi workernya masih tetap jalan tanpa halangan yang berarti .
*  Sisi Akademik, adalah mahasiswa yang lebih mengutamakan kehidupan kuliah . Namun sayangnya di sisi non Akademik misalnya, hubungan interaksi dengan dunia luar biasanya kurang baik .
*  Sisi Organisatoris, adalah mahasiswa yang lebih menomorsatukan organisasi dibandingkan kepentingan kuliah .
Mereka jarang sekali mengikuti kegiatan perkuliahan, ini disebabkan karena mereka disibukkan dengan amanah dan tanggungjawab yang ada di organisasi. Mahasiswa yang aktif dalam organisasi memiliki tingkat inteligensi yang rendah di sisi Akademik .
* Worker, adalah mahasiswa yang  lebih mengutamakan pekerjaan / usahanya dibandingkan masalah kampus ( kuliah dan organisasi ) .
Kehidupan perekonomian yang semakin sulit, berdampak pada cara berfikir mahasiswa, untuk itu mereka mencari pekerjaan atau bahkan membuat usaha sambilan. mahasiswa yang memiliki tipe worker biasanya mengalami kesulitan dalam menaikkan motivasi diri agar aktif dan bersemangat kuliah .
Diantara kriteria mahasiswa yang memiliki kualitas akademik yang baik dan integritas moral yang tinggi yaitu :
  • Dalam sisi perkuliahan dia adalah orang yang smart, rajin dan selalu aktif kuliah .
  • Memiliki daya / kekuatan berdiskusi yang baik, tidak hanya menjadi pendengar setia .
  • Memiliki daya intelegensi yang tinggi, berwawasan luas, dan bila ditanya tentang bentuk –bentuk permasalahan yang ada di sekitarnya dia “ nyambung ”
  • Aktif dalam kegiatan organisasi .
  • Meskipun sibuk di kampus, tetapi dia masih sempat juga mencari nafkah .
Image
Di sisi lain, terdapat beberapa kriteria mahasiswa yang memiliki kualitas akademik yang baik dan integritas moral yang tinggi . diantaranya ialah :
  • Kriteria pertama disebut religiusitas. Mahasiswa ideal memiliki pemahaman keagamaan yang kuat, sehingga nilai agama (baca: Tauhid) melandasi setiap geraknya. Karena itu, tidak ada aktivitas tanpa niat beribadah kepada Allah. Kepasrahan total hanyalah kepada Allah, bukan kepada yang lain .
  • Kriteria kedua adalah intelektualitas. Artinya segala tindakan dilaksanakan dengan pengetahuan dan pemahaman atas tindakan tersebut. Basis intelektual ini penting sehingga mahasiswa tidak terjebak pada pragmatisme gerakan. Intelektualitas tidak saja sebatas apa yang dipelajari di kampus sesuai bidang studi masing-masing mahasiswa. Tetapi mempelajari dan memahami ilmu dalam spektrum yang lebih luas dan integral. Sehingga mahasiswa memiliki basis pemikiran yang kuat dan mengakar dalam setiap tindakannya.
  • Kriteria ketiga adalah humanitas. Setiap aktivitas diarahkan demi kepentingan kemanusiaan dan menjadi rahmat bagi semesta. Seorang intelektual, dengan segala ilmu dan kelebihan yang dimiliki, tidak lantas duduk di belakang meja, menghitung dan menganalisa berbagai rumus rumit di menara gading, tapi berjarak dari masyarakat dan tidak mengerti realitas. Kelompok seperti ini disebut intelektual tradisional. Kebalikannya adalah intelektual organik, yakni mereka yang terlibat dalam proses-proses kebijakan publik atau isu yang berkembang dalam masyarakat. Menurut kalangan ini, seorang intelektual harus memihak dan terlibat dengan perjuangan rakyat.
Daftar Pustaka :

3 komentar: